Barcelona belum bisa kembali ke filosofi permainan tiki-taka yang membuat takjub penikmat sepakbola. Setelah ditinggal Pep Guardiola, praktis permainan Barcelona terkesan sangat monoton karena serangan selalu diawali dari kaki sang mega bintang, Lionel Messi.

Memang dimusim 2015/2016 Barcelona mampu meraih treble winner saat ditangani oleh Luis Enrique, namun permainan Barcelona saat itu lebih dinamis alias tidak lama-lama menguasai bola. Secara teori dan praktek, Luis Enrique memang bukan penganut filosofi tiki-taka.
Lalu siapa orang yang dianggap mampu mengembalikan filosofi tiki-taka? Ya jelas Pep Guardiola. Tapi sangat disayangkan, Guardiola sepertinya sudah enggan melatih Barcelona. Ia ingin mencari peruntungan di klub-klub besar selain Barcelona, dengan catatan klub itu berada diluar negara Spanyol.

Jika Guardiola menolak, maka siapa sosok yang dianggap tepat melatih Barcelona di masa depan? Jawabannya adalah Xavi Hernandez. Pemain yang pernah menjuarai piala Eropa dan Piala dunia 2010 ini, dianggap memahami filosofi tiki-taka yang menitikberatkan pada penguasaan bola yang dominan disertai high pressure yang sangat ketat.
Fans Barcelona pasti sudah rindu melihat permainan tiki-taka yang sudah lama hilang. Jika Xavi Hernandez jadi melatih Barcelona, tidak salah berharap permainan indah ala Barcelona akan kembali tersaji. Kemudian, Barcelona pasti bisa menegaskan dominasinya di Liga Champions maupun di piala dunia antar klub.